cinta sejati

Wahai angin sampaikan salamku pada Laila!
Tanyakan pada nya apakah ia masih mau berjumpa denganku?
Apakah ia masih memikirkan diriku??
Bukankah tlah kukorbankan kebahagiaanku demi diri nya?
Hingga diri ini terbiar, sengsara dipadang pasir gersang
Wahai kesegaran pagi yg murni dan indah!!
Mahukah engkau menyampaikan salam rindu pada kekasihku
Belailah rambut yghitam berkilau untuk mengungkapkan dahaga cinta yg memenuhi hatiku.
Wahai angin, maukah engkau membawakan keharuman rambut nya padaku
sebagi pelepas rindu
Sampaikan pada gadis yg memikat hati itu
Betapa pedih rasa hatiku jika tidak bertemu dengan nya
hingga taksanggup lagi aku menanggung beban kehidupan
Aku merangkak melintasi padang pasir
Tubuh berdebu dan darah menitis
Airmatakupun tlah kering, karena selalu meratap dan merindukan nya
Duhai smilir angin pagi, sampaikan padanya pesanku ini:
Duhai laila, bibirmu laksana merah delima
mengandungi madu
dan memancarkan keharuman syurga
Membahagiakan hati yg memandang
biarkan smua itu jadi milikku!!
Hatiku telah dikuasai pesona jiwamu
Kecantikanmu menusuk hatiku laksana anak panah
hingga sayap yg sudah patah ini
tidak mungkin dapat terbang
Bebagai bunga warna warni menjadi layu dan mati
Karena cemburu pada kecantikan parasmu yg bersinar
Engkau laksana dewi dalam gemilang cahaya
Syurgapun akan tertarik untuk mencuri sgala keindahan yg engkau miliki
Karena engkau terlalu indah dan terlalu berharga untuk tinggal dibumi
Duhai laila, dirimu slalu dalam pandangan
siang slalu kufikirkan dan malam slalu menghiasi mimpi
Hanya untukmu seorang jiwaku rela menahan kesedihan dan kehancuran
Jeritanku menembus alam smesta
Memanggil namamu sebagai penwar jiwa, pengobat hatiku
Tahukah engkau, tahi lalat didagumu itu sperti sihir yg tidak mapu aku hindari
Ia menjadi sumber kebahagiaan yg telah memikatku untk slalu mengenangmu
Membuat insan yg lemah ini tidak lagi mem punyai jiwa
karena jiwaku tlah tergadai
oleh pesonamu yg memabukkan
Jiwaku tlah dibeli oleh smangat
dan kebahagiaan cinta yg engkau berikan
dan demi rasa cintaku yg mendalam
Aku rela berad dipuncak gunung salju
yg dingin seorang diri
be3rteman lapar, menahan dahaga
Wahai kekasihku, hidupku yg tidak berharga ini suatu saat akan lenyap
Tetapi biarkan pesonamu tetap abadi selamanya dihatiku

coretan awai

semangat buat ismuhadi dipenjara cipinang


Dizaman ini keadilan sudah semakin langka

manusia lebih buas dari serigala

yg lemah kan menjadi korban

untuk kepentingan manusia yg disebut tuan


Duhai saudaraku....

yg merindukan keadilan

jeritanmu mencakar relung dunia

semangatmu adalah pedang yg tajam

tiada yg perlu ditakuti...

mati.. bila dalam kebenaran adalah penghormatan


duhai saudaraku yg memiliki hati yg adil

jangan lemah.. karena pengkhianatan

saat nya kita bawa KETIANG GANTUNGAN


pegang erat.... kebenaran sekali jangan kau buang

karena itula tujuaan





HAQ

jika hati merindukanMu....
dimana ku mencariMu
wahai Tuhanku... Engkau yg percikkan rindu ini
maka bakarlah aku dengan sinarMu
biar wujudku fana
biar prasangkanku lenyap
biar wujud HaqMu nyata

peng khianatan habib

Setelah Tgk Chik Di Tiro, Habib
Abdurrahman El Zahir merupakan
orang yang dianggap Belanda paling
berpengaruh dalam perang Aceh. Tapi
politik membeli kebaikan musuh
dengan suapan yang dilakoni
Belanda, menundukkannya. Ia
berkhianat terhadap rakyat Aceh
hanya karena 10.000 US Dolar upeti
dari Belanda.
etika Kerajaan Aceh akan
diserang oleh Belanda, raja Aceh
mengutuskan Habib Abdurrah-
man El Zahir, Menteri Luar
negeri merangkap Mangkubumi,
untuk mencari bantuan ke Turki.
Sekembalinya dari tugas terse-
but, perang dengan Belanda telah berkeca-
muk. Ia pun langsung terjun dalam berbagai
pertempuran. Berbagai penyerangan ter-
hadap Belanda dilakukan.
Pada akhir tahun 1877 dan awal tahun
1878, garis pertahanan Belanda mampu
ditembusnya sampai ke Pante Pirak, yang
terletak di jantung Kota Kutaraja. Karena
keadaan Aceh semakin genting, bulan Mei
1978, di Cot Bada digelar musyawarah antar
pimpinan Aceh, untuk menyusun rencana
KisahKisah KisahKisah Kisah
PP PP Pengkhianatan engkhianatan engkhianatan engkhianatan engkhianatan
HabibHabib HabibHabib Habib
penyerangan terhadap Belanda.
Sebulan kemudian, Juni 1878, Habib
Abdurrahman bersama 2.000 orang pasukan-
nya, menyusup melalui jalan gunung, dan
menduduki Leupeung serta Gle Taron. Di
sanalah bersama pasukan pimpinan Teuku
Nanta, mereka menyerang Belanda hingga
menguasai Lhong. Penyerangan kemudian
diteruskan ke Krueng Raba, Buket Seubuen,
hingga Peukan Bada. Namun tak lama
mereka menguasai tempat-tempat itu, Belan-
da kembali berhasil menghalau mundur
pasukan Habib Abdurrahman.
Ia bersama pasukannya kemudian berger-
ak ke arah timur, serta melakukan kontak
dengan pasukan Pimpinan Tgk Chik Di Tiro
di kawasan Montasik, yang sedang menyiap-
kan penyerangan ke Mukim IV. Namun
rencana itu akhirnya diketahui oleh Belanda.
Belanda pun kemudian menarik pasukan-
nya yang ada di Aceh Utara ke Aceh Besar,
untuk menghadapi pasukan Tgk Chik Ditiro
dan Habib Abdurrahman. Pasukan Belanda
di bawah pimpinan Van der Heijden pun
kemudian melakukan penyisiran ke daerah
Montasik. Setelah melakukan perang sengit,
akhirnya pada 25 Juli 1887, Seuneulhop jatuh
ke tangan Belanda.
Jatuhnya Seuneulhop ke tangan Belanda,
membuat terjadinya perpecahan di kalangan
para tokoh pimpinan pemerintahan Aceh.
Kekalahan itu membuat berbagai isu negatif
diarahkan kepada Habib Abdurrahman. Ia
pun semakin terpojok. Akhirnya ia menilai,
martabatnya di mata rakyat Aceh sudah
jatuh. Maka pada 13 Oktober 1878, ia menyer-
ahkan diri kepada Belanda. Syaratnya, ia
akan menetap di Mekkah dengan menerima
uang tahunan atas tanggungan pemerintah
Kolonial Belanda, senilai 10.000 dollar
Amerika. Sementara Tgk Chik Di Tiro dan
panglima perang Aceh lainnya terus melaku-
kan perlawanan.
Bagi Belanda, menyerahnya Habib
Abdurrahman merupakan sebuah kesuk-
sesan besar. Pada 24 November 1887, Habib
Abdurrahman dikirim ke Jeddah dengan
menumpang kapal Hr Ms Cuaracao. Pasukan
Belanda pun euforia terhadap keberhasilan
tersebut. Malah, Mayor Macleod, seorang
opsir Belanda, memplesetkan lagu “Faldera
dera” yang popular saat itu, untuk menggam-
barkan kesuksesan itu. Bunyinya:
Nun di sana terapung istana samudra
Namanya Cuaracao
Habib yang berani akan dibawa
Ke Mekkah tujuan nyata
Kini ia berdendang riang faldera dera
Untuk gubernemen kita
Banyaknya sekian ribun dolar sebulan
Tidak cerdikkah saya?
Kisah membeli kebaikan musuh dengan
suapan, merupakan upaya yang gencar
dilakukan Belanda menaklukkan para
pemimpin Aceh kala itu. Termasuk menggaji
kaum Ulee Balang sebagai kaki tangannya.
Meski Habib Abdurrahman sudah di
Mekkah, Belanda terus melakukan hubungan
korespondensi dengannya, untuk menge-
tahui seluk beluk dan kelemahan masyarakat
Aceh. Dari Mekkah, pada 3 Muharram 1302
atau Oktober 1884, Habib Abdurrahman
mengirim surat kepada pemerintah Hindia
Belanda di Aceh. Isinya, sebuah usulan
bentuk administrasi pemerintahan Aceh yang
menurutnya akan diterima oleh rakyat Aceh.
Dalam surat itu Habib Abdurrahman
mengusulkan agar Belanda membentuk
administrasi pemerintahan yang baru di
Aceh, yakni mengangkat seorang muslimin
yang mempunyai pemikiran yang cemerlang,
berasal dari keturunan ninggrat dan faham
akan persoalan-persoalan yang berhubungan
dengan pemerintahan Aceh.
Masih menurut Habib Abdurrahman
dalam surat tadi, orang tersebut harus diberi
gelar raja atau sederajat, sebagai administra-
tor yang bekerja untuk Belanda atas nama
seluruh rakyat Aceh. Orang tersebut juga
harus mampu menjadi penyeimbang antara
hukum agama dengan hukum duniawi. Maka
menurut Habib Abdurrahman, bila orang
seperti itu diangkat sebagai pemimpin rakyat
Aceh, maka rakyat Aceh akan mengikutinya.
Diakhir surat itu, Habib Abdurrahman
membubuhkan tanda tangannya yang
disertai stempel rijksbestuurder dari Pemerin-
tah Aceh.
Namun di sisi lain, meski tinggal di Arab,
Habib Abdurrahman juga terus melakukan
hubungan dengan para pejuang Aceh,
melalui orang-orang Aceh yang melaksana-
kan ibadah haji setiap tahun. Dari sana pula,
ia memompa semangat pejuang Aceh untuk
terus melawan Belanda, meski ia sendiri telah
menyerah dan menerima sejumlah kompen-
sasi ekonomi dari pemerintah Belanda. Dua
sikap yang saling bertentangan, kalau tak
elok disebut sebagai pisau bermata dua.***

pelopor syariat islam di Aceh


Teungku Ahmad Dewi kelahiran Idi Cut, Aceh Timur adalah seorang tokoh ulama pendakwah (dai), seorang ulama yang berani dengan tegas melawan kebijakan-kebijakan pemerintah yang bertentangan dengan syariat Islam. Ia mengharamkan anak-anak Aceh menghafal Pancasila sebelum pandai membaca Alif Ba ta, karena menurut beliau lebih dahulu turun perintah menuntut ilmu agama daripada mengamalkan Pancasila.

Nama ayahnya Teungku Muhammad Husen, dan ibunya Dewi kelahiran Peudagee, Sumatera Utara, Beliau mengambil nama belakang dari nama ibunya Dewi, sehingga ia lebih dikenal dengan Ahmad Dewi. Kakeknya seorang ulama fiqh ternama Teungku Hasballah yang bergelar Teungku Chik di Meunasah Kumbang. Dari kecil beliau belajar ilmu agama Islam di dayah (pesantren) dan terakhir tercatat sebagai santri dari Pesantren Abu Abdul Aziz Samalanga. Ia pemimpin Pesantren BTM Bantayan Idi Cut, Aceh Timur.

Sebagai pendakwah kondang beliau diundang hampir ke setiap pelosok desa yang ada di seluruh Aceh dan dalam dakwahnya selalu berisikan sindiran-sindiran halus kepada pemerintahan untuk merubah kebijakan-kebijakan yang tidak memihak kepada rakyat kecil dan meminta agar diberlakukan syariat Islam di Aceh. Ia dengan Barisan Tentara Merahnya menghalau muda-mudi yang bukan muhrim yang duduk berdua-duaan di tepi pantai Idi Cut. Ia berdakwah tujuh hari tujuh malam dengan mengundang para ulama-ulama seluruh Aceh untuk mencari solusi tegaknya syariat Islam di Aceh.

Akhirnya beliau dituduh subversif (merongrong ideologi Pancasila) dan berkali-kali keluar masuk penjara, dalam penjara pun beliau tetap berdakwah mengajak narapidana bertobat kembali ke jalan Allah. Setiap ada persidangan beliau di pengadilan selalu dipenuhi ratusan ribu massa untuk meyaksikan jalannya sidang sang dai. Pada waktu Aceh berstatus siaga, Operasi Jaring Merah dilancarkan di Aceh, Teungku Ahmad Dewi (sang pendakwah kondang) sampai hari ini tidak pernah muncul lagi di atas podium meyeruakan untuk tegaknya syariat Islam di Aceh. Walaupun Teungku Ahmad Dewi telah tiada, pengikut-pengikut setianya selalu memperjuangkan agar Aceh diberlakukan syariat Islam, dan akhirnya pemerintah mengumumkan syariat Islam harus ditegakkan di bumi Serambi Mekkah ini. Teungku Ahmad Dewi sebagai tokoh pelopor pemberlakuan syariat Islam di Aceh sampai hari ini tidak diketahui kuburannya.

puisi damai untuk aceh


setelah dentuman senjata terhenti...
kaki-kaki kecil pun berlari berkejaran
dedaunan kembali menghijau
teriakan merdeka.....!! tak lagi kudengar dari mulutmu
usai sudah kisah perang yg memilukan
ACEH pesona damai kini bertaburan
airmata mengering
api dendam pun padam
semudah itukah engkau memaafkan??

duhai tanah rencong
aku salut dengan maafmu...
aku terharu....
terimakasih Aceh...



mimpi-mimpi lintang

kuberi tahu satu rahasia padamu, kawan
buah paling manis dari berani bermimpi
adalah kejadian-kejadian menakjubkan
dalam perjalanan menggapai nya



oleh. andrea hirata

dibawah naungan cinta (oleh: Ibnu hazm el andalusy)

Duhai puisiku, mungkinkah ia bintang
ataukah ia cahaya matahati, ataukah ia rembulan
aku sangka ia akal yg nampak kala bertadabbur
atau gambaran roh yg ditampilkan fikir bertafakur
atau bayangan dalam jiwa, yg muncul dari angan angan belaka
sungguh, akal dan fikiran nyaris tak boleh menangkap nya
ataukah ia bukan itu semua, ia hanyalah fonomena
yg menjadi sebab hadir nya tak dir belaka

ucapan abu Mansur Al-hallaj sesaat ketika Ia berada ditiang gantungan

kami berada disini kekasihku, kesaksianMu..
kami meminta perlindungan dari pesonaMu
smoga engkau memberiku apa yg ingin kuraih

o,Engkau Tuhan langit dan bumi yg bersinar
ketika kami redup dalam simpuhMu
sebagai mana Engkau bersinar didepan malaikat
Dan setan remuk bentuk dari apiMu

Aku adalah bentuk turun Adam hadir dalam wicaraMu
Engkau telah memberiku kesaksianMu
ketika merka menangkap, menuduh dan mencemohkanku
aku hanya sendiri mengarungi lautMu
dalam bentuk yg indah dan menak jubkan

aku rela disiksa oleh tangan-tangan besi
untuk mengucapkan perkataan yg memberiku kehidupan
aku rela ditawan, dipenjara, kemudian dihukum gantung
darahku mengalir bagai gurun, ditengah gelombang sungai tigris
tidak, tidak mungkin aku menyembunyikanMu
untuk memilikiMu semata arela hilang bentuk wujudku
aku menangis kepadaMu, bukan untuk diriku sendiri
tapi bagi jiwa jiwa yg merindukanMu
yg saksinya aku sendiri yg sekarang sampai kepadaMu saksi keabadian

Mansur Al-hallaj

siapa aku

siapa aku????
sungguh aku tak mengerti
hidup, dan berfikir''''
kemudian.... siapa Aku
ada disini,,,, menjadi bagian dari alam ini

kadang kudengar mereka bilang
alam ini fana
tapi benarkah aku tiada
jika benar
sekarang siapa???

lalu kucari lagi....
hingga lelap..
belum kutemukan aku siapa
ah... fikiran
engkau terlalu nakal... takmampu kupuaskanmu


biarlah aku taktau
karena memang akalku lemah
biarlah aku hilang tak tahu tuju
karena memang duniaku gelap tampa pelita

oooohh.....
sejenak anganku lenyap
kutemukan aku tlah bermahkota
namun akal tak mapu berkata
siapa aku sebenar diriku

dari sekolah

Sekolah dimana kita bejumpa selalu
disini kita menulis mimpi
disini kita mengenal huruf dan angka

tapi disaat remaja telah tertinggal
dimasa lalu...........
kita telah pun berpisah
masing-masing menempuh jln yg berbeda

seperti aku...
kalian pun sama
berlari....
hingga tiada yg mampu menghentikan langkah ini
kecuali "Takdir
aku dengan anganku
harapan yg indah yg pernah kuukir dimasa lalu

tapi hari ini kalian tiada bersamaku
aku sendiri... dan berjalan lelah
penuh bimbang... untuk sebuah masa depan
yg kutak pasti dimana kukan berhenti

diri

jadilah diri sebenar diri agar tetap dihargai
biarkan lebih berarti
dalam gubuk usang.....
rumahku, sejuta damai
kuhirup dalam gumpalan asap
dari sebatang rokok yg kucampur bunga ganja
perlahan....
pesan2 indah membujukku
untuk terus tertidur dalam hayal semu

hari pun berlalu
kian membuat usiaku bertambah dewasa
kutinggalkan rumah... kutinggalkan ibu
mencari hidup yg berbeda....

aku mulai lelah... namun taksempat putus asa
aku terus berlari, dan ombak jaman sesekali menggilas kakiku,,
aku tak peduli...
bagiku perjuangan adalah hal terindah dalam hidup